Halaman

Laman

Sabtu, 07 Desember 2013

Ketika Hidup itu Bernilai Mati


                Suatu ketika hidup dua orang saudara kandung si Kakak dan si Adik. Istimewanya mereka lahir dengan Ayah dan Ibu yang sama (gak usah dipikirin). Si kakak adalah seorang yang berjiwa besar, jelas saja besar bobot tubuhnya saja hampir sekitar 200 pon atau 100 Kg. Sedangkan si Adik adalah seseorang yang sangat humoris untuk dirinya sendiri tetapi tidak untuk orang lain. Inilah sebab teman teman sekelasnya menganggap jika dia itu lucu, yang justru karena ketidak lucuannya sama sekali. Si Kakak mempunyai umur yang lebih tua dari si Adik. Si Adik baru saja lahir ketika sang Kakak berumur 2 menit. Hidup mereka sebenernya sangat datar, bahkan hampir tidak ada klimaks. Entah apa yang membuat mereka mau bertahan hidup dengan kondisi yang sangat mengerikan tersebut.
                Suatu ketika keajaiban pun datang. Salah satu diantara mereka merasakan jatuh cinta. Dan ternyata si Adiklah yang justru mendapatkan musibah cinta tersebut. Sebelumnya ia tidak pernah merasakan hal tersebut. Semua yang ia rasakan saat ini seakan-akan sangat aneh untuk dirinya sendiri bahkan untuk sang Kakak. Semua perasaan senang, berdebar-debar, suka senyum-seyum sendiri semua itu sangat membingunkan. Lalu dia bertanya kepada sang Kakak yang saat itu sedang membaca buku berjudul “Dampak Penggunaan Narkoba”. Sang Kakak bertanya kepada sang adik “Perasaan lu sekarang emang gimana ?”. Lalu sang Adik menjawab “Ada terlalu banyak perasaan yang semua belum diketahui penyebabnya”. “Kok sekarang jadi bijak ?.” Tanya sang kakak. “Iya ini salah satu dari efek hal tersebut”

(Oke sekian dulu ya, gua buat ini biar blognya gak kosong, Jujur ya judul sama isi gak ada nyambungnya sama sekali. Thanks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar