Jadi hari ini hari ibu ? ibu
ya ? ibu itu siapa sih ? Jadi hari ini gua harus apa ? Bahagiain ibu ?.
Duh setengah hati gue, kerjaan dia aja tuh dirumah cuma marah-marah
mulu. Kadang aja gua bingung apa salah gua, tiba tiba dimarahin gajelas.
Mau sayang juga gimana ya, dia terlalu sering ngebanding-bandingin gua
sama orang lain yang kadang bikin gua sakit hati banget. Dia juga kadang
terlalu maksa gua buta jadi karakter tertentu kayak si inilah si
itulah. Yang lebih menyakitkan lagi yah, ibu gua tuh sering banget lebih percaya sama kemampuan orang lain dibanding gua. Padahal temen temen gua aja percaya,
dan gua sendiri yakin kok sama kemampuan gua. Terus kenapa gua mesti
sayang sama dia ?. Untuk masalah kecil yang selalu dibesar-besarin. Apa
coba udah kayak anak kecil aja. Terungkitnya semua masalah yang pernah
gua lakuin setiap gua ngelakuin masalah baru. Mungkin kita tinggal satu
rumah, tapi kayaknya hati gua jauh banget. Sering banget ibu gua
ngelakuin hal yang gak gua suka. Contoh aja, kita satu rumah kadang gua
lupa naro kunci motor atau dompet dan segala macem dimana ya karena gua
ngerasa kita satu rumah, gak ada salahnya dong gua nanya "Bu, liat
dompet aku gak ?" tapi ibu gua selalu jawab "Naro sendiri ya cari
sendiri apa apa nanya". Gimana gak bikin kesel coba ? jawab apa kek. Ibu
gua juga bukan orang yang bisa berfikir yaudah lah kalo udah kejadian
ya mau diapain yang penting kedepannya enggak Selalu dibahas dan dibahas
setiap gua ngelakuin masalah, kadang jadi gak niat gua buat berubah.
Tapi sekarang gua udah besar juga ya. Gua juga udah pinter banget
kayaknya, pinter banget buat nyalahin ibu gua. Kira-kira gua bisa gak ya
tumbuh hingga hari ini tanpa adanya dia ? tanpa arahan, tanpa kasih
sayang dari dia. Apa bisa ya ?. Terus pantes gak sih gua marahin ibu gua
?. Pantes gak sih gua nyalahin ibu gua ?. Emang gua udah ngasih dia apa
?.
Hmm dulu gua 9
bulan dikandungannya, ia bawa gua kemana pun dia pergi. Mungkin gua
tuli, tak pernah dengar sedikitpun keluhannya. Atau mungkin ia memang
tidak pernah mengeluh ?. Lebih dari itu, bahkan didalam perutnya gua
tidak bisa diam, terkadang bahkan gua sampai menendang perutnya. Seperti
tidak tau di untung, tapi ibu gak pernah marah sama anak yang ada
didalam perutnya. Ibu begitu sayang, dan rela perutnya untuk dijadikan
tempat bermain untuk gua, sebagai tempat yang nyaman untuk gua. Bahkan
ia rela jika harus merobek perutnya hanya demi melahirkan gua ke
dunia.Dia berjuang hidup dan mati untuk melahirkan gua, pernah gak ya
selama ini gua berjuang hidup dan mati demi dia ? kayaknya belum pernah
deh.
Kalo diinget dulu
waktu gua kecil gua sering bangun malem, dan saat itu gua pasti nangis.
Untungnya ada ibu yang selalu berjaga. Mungkin kadang gua takut, mungkin
gua haus, atau mungkin gua ngompol. Yang jelas, ibu gua selalu ada
disaat gua butuh dia. Sekarang gua udah dewasa, tapi ibu gua sakit gua
malah pura pura gak tau.Jahat gak sih gua ?.
Ibu juga orang pertama yang ngenalin gua tentang apa itu dunia. Ibu
adalah guru pertama gua di dunia. Hingga tumbuh sejauh ini tanpa dia gua
makin ngerasa gak mungkin. Dan sekarang gua udah jadi anak yang pintar,
ini semua berkat siapa ? harusnya berkat ibu. Tapi dengan angkuhnya gua
selalu berfikir gua lebih pintar dari ibu dan gak pernah mau dengerin
apa kata kata dia. Terlalu pintarnya gua kadang mikir, pikiran ibu itu
terlalu masa orde baru, gak sesuai sama era reformasi. Ibu marah gak ya ?
Gua udah keterlaluan sama dia, tapi kok dia malah tampak bahagia ya ?.
Apa karena dia ngerasa "meskipun sebenernya hati ibu sakit, tapi
kebahagiaan ibu ngalahin itu semua karena sekarang ibu tau jagoan kecil
ibu dulu sudah tumbuh jadi anak yang pintar dan lebih pintar dari ibu
:')"
Oh iya, dulu gua
lahir belum bisa apa apa. Ibu juga yang ngajarin gua ngomong, dulu gua
cuma bisa bilang mama atau papa. Sekarang gua tumbuh dan tumbuh dan gua
sudah bisa berbicara banyak tentang dunia. Tapi ilmu itu malah gua
gunain buat bilang "Enggak, enggak dan enggak" kesetiap omongan ibu ke
gua. Ibu nyesel gak ya udah ngajarin gua ngomong ?. Kayaknya juga gak
nyesel deh. Apa dia berfikir "Kamu sekarang sudah pandai bicara yah,
meskipun sering kamu buat hati ibu terluka tapi ibu tak apa. Terus lah
tumbuh jadi anak yang sehat, yang sempurna hingga kelak kamu bisa jadi
manusia seutuhnya :')"
Waktu gua kecil dulu juga ibu ngajarin gua berjalan. Dari yang jatuh
duduk, sekarang bisa jalan jauh bahkan berlari. Tapi sekarang ilmu itu
gua gunain malah buat jauhin ibu. Pulang sekolah yang biasanya sore atau
bahkan malam ibu udah nunggu di ruang tamu. Tapi dngan angkuhnya gua
langsung masuk dan ngurung diri di kamar. Padahal mungkin aja saat itu
ibu sedang kangen sama gua atau bahkan saat itu lagi nungguin gua karena
khawatir dan cemas jagoan kecilnya dulu belum sampai dirumah. Tapi apa
yang gua lakuin ?. Gua terlalu jahat bahkan kejam sama ibu. Ibu marah
gak ya ? Kayaknya enggak, bahkan dia sering nyambut gua dengan senyuman.
Apa yang sebenernya ia fikirkan ? atau mungkin "Alhamdulillah nak kamu
sudah pulang, ibu daritadi nunggu kamu sampai ibu gak nafsu makan
mikirin kamu. Kamu tau gak sih ibu dari tadi cemas kamu kok jam segini
belum pulang, ibu takut terjadi hal yang enggak enggak sama jagoan kecil
ibu dulu. Rasanya daritadi ibu tuh pengin meluk kamu karena ibu benar
benar khawatir sama kamu. Tapi kamu mungkin malu yah, karena kamu sudah
besar. Yasudah tak apa, melihatmu tumbuh besar sudah jadi kebahagiaan
terbesar buat ibu. Ibu ingin sehat selalu, untuk menyaksikan anak ibu
menjadi orang nantinya. Ya Rab, jangan kau cabut dulu nyawa hamba hingga
kusangsikan anak hamba meraih cita-citanya :')"
Ya allah, begitu tulus kasih sayang ibu untuk hamba. Tapi apa yang
hamba lakukan. Terkadang kuperlakukan tidak baik malaikat yang Kau
berikan kepadaku. Bahkan terlalu seringnya hamba menyakiti perasaannya.
Tapi dia tak memperlihatkan kemurkaannya sedikitpun. Apa mungkin dia
takut jika ia murka kepadaku, Engkaupun akan murka Ya Rab ?. Ya Rab,
kini aku tumbuh dewasa karenanya. Tumbuh menjadi manusia yang sempurna,
manusia yang sehat. Manusia yang dibesarkan oleh kasih sayang. Hamba
minta, jagalah ibu hamba sebaik ia menjagaku hingga saat ini. Jangan
engkau ambil ia dariku saat ini, karena belum ada sedikitpun balasan
dariku untuk membalas semua kebaikannya ya Rab.
Mungkin gak cuma gua yang kadang berfikir seperti halnya awal tulisan
ini. Tapi kalo ditelisik lebih dalam dan positif, itulah bentuk kasih
sayang seorang ibu yang benar benar takut anaknya menjadi orang yang
salah dikemudian hari. Ia rela dirinya didendam oleh anaknya, tapi
sesungguhnya ia berfikir itu lebih baik daripada harus orang lain yang
mendendamnya karena kelakuannya yang tidak baik. Di momen hari ibu ini,
bersyukurlah kalo kalian udah bisa deket sama ibu. Yang belum mulailah
dekat karena kita gak tau, berapa lama lagi kita bisa disamping dia.
Bayangkanlah seandainya dia tidak ada disamping kita ?. Siapa lagi orang
akan memberi kita perasaan aman dan nyaman ?.
Bayangkanlah jika suatu saat hari ibu jatuh sakit, mungkin saat itu
kita masih bisa tenang. Hari berikutnya ibu masih sakit, dan hari itu
mungkin kita masih bisa tenang. Sampai akhirnya ibu dibawa kerumah
sakit, masih juga saat itu hati kita belum tertekut. Bayangkanlah kini
ibu dirawat dirumah sakit dan penyakitnya mulai parah dan semakin sulit
diobati, mungkin saat itu mulai muncul peraasaan takut, gelisah dan
mulai was-was. Tapi mungkin saat itu kita masih bisa tenang dan bercanda
dengan teman teman kita. Tapi bayangkanlah, disuatu malam tante dan om
menjemputmu kerumah sakit. Dengan alasan kondisi ibu yang semakin
melemah, mungkin saat itu diperjalanpun kita akan bertanya tanya
sebenernya ada apa dengan ibu ?. Muncul perasaaan khawatir dan cemas
takut hal yang buruk terjadi sama ibu. Dan bayangkanlah, saat sampai
dirumah sakit sudah ada ambulance yang sepertinya siap mengangkut
seorang yang baru saja meninggal. Lalu semua itu seperti memberikan
pertanda yang jelas dengan apa yang sebenarnya terjadi. Lalu, mulai
memuncak ketakutan kita dan kita akan keluar dari mobil dan lari ke
tempat ibu dirawat. Dan pada saat itu sudah banyak orang yang berada di
ruang ibu dirawat. Orang orang itu lalu memandangi kita dengan mata yang
berkaca-kaca. Orang-orang itu kemudia memegang pundak kita seolah olah
ingin menyampaikan kalo kita kuat dan bisa untuk hadapi ini. Dan
sampailah kita di pintu dimana ibu dirawat, dan disana ada ayah kita
yang sedang menangis. Ya ini tidak salah lagi, mungkin kita akan jatuh
saat itu juga. Lalu kita lari untuk bertanya langsung kepada ibu, untuk
dijelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi apa ? ibu sudah
ditutupi kain, semua peralatan kedokteran pun sudah dilepas dari
tubuhnya. Dan disampingnya ada Ayah yang semakin deras mengeluarkan air
mata. Dan saat itu barulah kita yakin kalo seorang ibu yang telah
membesarkan kita, kini telah tiada. Lalu apa yang akan kita lakukan ?
meronta-ronta agar sang kholiq mengembalikan ibu kita lagi ? itu tidak
akan mungkin. Lalu, ibu dibawa pulang kerumah. Sekarang jasatnya telah
dimandikan dan dikafani dan segera dibawa ke kuburan. Kita mungkin akan
minta agar kita bisa ikut bersamanya, entah bagaimana saat itu perasaan
kita. Lalu dimasukkanlah ibu ke liang lahat, dan untuk terakhir kalinya
kita bisa liat ibu. Kini ibu benar benar pergi untuk selamanya.
Bayangkanlah sekarang kita akan menjalani hidup kita tanpa seorang ibu,
tanpa perhatian dan kasih sayang darinya. Apa bisa ?.
Sedih, bahkan gua lebih berfikir untuk ninggalin ibu daripada harus
ditinggal ibu. Karena gua pasti gak akan pernah sanggup hidup tanpa dia.
Sekarang, selagi kita masih punya kesempatan bener bener harus
manfaatin kesempatan itu untuk mulai belajar bagaimana bahagiain ibu.
Karena benar benar gak ada yang bisa jamin sampai kapan kita bisa
bersama-sama ibu.
----Note---
(Maaf yah kalo kalimat awalnya terkesan kasar)
Masih teringatkah kalian akan masa-masa ini ?
----Note---
(Maaf yah kalo kalimat awalnya terkesan kasar)
Masih teringatkah kalian akan masa-masa ini ?